Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Sarjana Sulit Untuk Mendapatkan Pekerjaan?

  

Kenapa SARJANA susah cari kerja....sih

Maaf....jika ini menyinggung perasaan bagi para lulusan sarjana susah cari kerja. Sarjana yang sampai sekarang ini masih penganguran dan masih muter-muter cari kerjaan. Kenapa "Orang Bodoh" lebih mudah mendapatkan pekerjaan daripada Sarjana. 

Bahkan sarjana tamatan luar ngeri sekalipun...eh luar negeri maksud saya. Jadi kalau kita bertanya pada diri sendiri "Siapa yang bodoh, Orang bodoh atau Sarjana Bodoh". Sakit jika kita mendengar perkataan ini, apalagi bagi para sarjana. 

Tentu ini akan sangat menusuk relung hati yang paling dalam. Kapoook....kenapa masih mau menjadi orang pintar, kalau jadi orang bodoh lebih gampang cari kerja.

Bukan disitu sih sebenarnya inti dari masalah ini. Orang bodoh sebenarnya tidak ada. Bodoh itu adalah perkataan yang diucapkan atau sebuah kalimat ucapan sebenarnya tanpa dipikir atau spontan diucapkan. 

Kalimat bodoh ini biasa terucap ketika seorang guru atau pengajar (pengajar bukan hanya guru), bisa pelatih, instruktur maupun yang sifatnya memberitahu kepada orang lain. 

Dan ketika sesuatu yang disampaikan itu tidak juga di mengerti dan dipahami oleh sipenerima, maka kadang-kadang kata "Bodoh" ini terucap secara spontanitas. 

Karena mungkin kejengkelan atau geremmmmm melihat apa yang telah disampaikan tidak juga dipahami dan dijalankan seperti yang telah diberitahukan.

Sebenarnya saya sendiri tidak suka dengan kata atau kalimat bodoh ini. Apalagi jika itu diucapkan orang untuk diri saya sendiri sekalipun. Karena kalimat "Bodoh" ini adalah salah satu kalimat ekstrim yang menyakitkan. 

Barangkali kalau hewan bisa mengerti ucapan manusia. Hewan itupun diyakini pasti marah dan semaput. Malah mungkin akan memanggil semua teman-temannya karena dikatakan bodoh. 

Karena hewan yang kita panggil hanya satu nama. Contohnya ayam, kita katakan "Hey...dasar ayam bodoh", maka secara spontanitas seluruh ayam itu bisa dikatakan bodoh. 

Dalam tulisan saya ini, juga bisa menyakitkan semua para sarjana yang ada, hanya dengan kalimat "Sarjana Bodoh". Secara konotasi saya mengatakan seluruh sarjana bodoh. Lain halnya jika kita katakan si anu bodoh atau sipolan bodoh, hanya menunjuk pada satu orang. Mungkin satu orang itu saja yang marah.

Sebenarnya orang yang tak sekolah atau orang yang di cap dan dikatakan bodoh itu bisa lebih sukses dari sarjana. Contohnya Bill Gates di drop out dari sekolahnya bisa dikatakan dia bodoh, tapi sekarang dia mampu merubah dunia.

Pendiri Ali Baba, gurunya pernah berkata bahwasaanya dia orang bodoh tapi sekarang, mungkin kalau gurunya tak malu, bisa tuh kerja sama mantan muridnya dan digaji lebih besar. 

Dan contoh di Indonesia, Ibu Susi Menteri Perikanan yang sangat saya hormati. Dia tidak makan sekolahan, tapi berapa ratus sarjana sekarang yang bekerja sama beliau. Bahkan tamatan sarjana pilot yang dulu saya dambakan, sekarang banyak bekerja dengan beliau karena beliau tidak perlu jadi sarjana pilot untuk memiliki perusahaan penerbangan. 

Why....sebenarnya kalau mau dihitung-hitung perbandingan antara tamatan sarjana dan tidak sekarang ini, bisa dikatakan lebih banyak susahnya sarjana cari kerja dan pengangguran tulen. 

Why again......kenapa, baiklah akan kita bahas mengapa seorang lulusan sarjana susah cari kerja dibandingkan bukan tamatan sarjana.

1. Seorang Sarjana Milah Milih Pekerjaan

Seorang calon sarjana ketika akan menyelesaikan sekolah, sudah berpikir akan bekerja di perusahaan gede, gaji gede, fasilitas gede, ruangan kantor gede...pokok' e serba gede. Ketika ia tamat dan menjadi sarjana muda susah mencari kerja. 

Ha'.....Ia bakalan bingung, perusahaan besar mana yang mau menampungnya dan memberi gaji gede. Diterima kerja aja dulu dah syukur....mikirin gaji gede. Giliran diterima di perusahaan kecil gaji, kecil ngeluh. 

Gaji kok sama dengan tamatan SMP atau SMA. Lha...emangnya loe yang sarjana yakin lebih pintar dan lebih keren dibandingkan dengan tamatan SMP / SMA. 

Koplak Loe....perusahaan itu gak butuh ijazah and sama loe punya NIM tinggi. Mereka hanya perlu orang yang mau bekerja dengan mereka dan mau membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan...titik. 

Banyak tuh tamatan ITB masih nganggur, loe pula yang hanya tamatan kampus kacangan (sorry sedikit ngejek) mau gampang cari kerja. Gitu milih pula ....tenggelamkan kalo loe banyak milih-milih. 

Pilot peasawat banyak nganggur....akhirnya jadi pilot grab (ngojek). Dokter banyak nganggur....jadi mantri. Disini kalo loe ingin sukses jangan memilih dulu, terima dulu dan pelajarin apa yang mungkin ilmu yang loe bisa garap dan menjadi sukses. Semua butuh proses dan memakan waktu cukup lama.

2. Tamatan Sarjana Kebanyak'an Perhitungan

Masa gua Sarjana S1 atau S2 digaji cuman segini. Gak ngargai sarjana gua perusahaan ini. Alahhhhh....coba dipikir tanpa loe and loe disinipun perusahaan si anu tetap berjalan terus dan terus. 

And loe muter-muter terus cari kerjaan yang mau bayar sesuai gelar loe....sarjana tuh...yang belum tentu lakupun dijual atau masuk pegadaian. Prinsip perusahaan lebih memilih orang tanpa gelar (bodoh) tapi lebih gampang diatur dan menerima apa adanya, daripada memilih seorang sarjana tapi banyak ini...itu...blablabla...,poko'e aku akan cari perusahaan lain ajalah.

Alahhhh...padahal diperusahaan lainpun sikap loe bisa aja sama...emang perusahaan yang e'loe masukin, bakalan lebih baik daripada perusahaan lama.

Sudahlah......hal pertama yang harus kita jalani terlebih dahulu adalah ke IKHLASAN dan KERJA KERAS. Percayalah keikhlasan dan kerja keras tidak akan mengkhianati hasil apa yang telah kita kerjakan. 

Hasil yang baik akan mengikuti apa yang telah kita tanam dengan baik. Keberhasilan itu tidak terlepas dari kepercayaan orang lain kepada kita. 

Semakin banyak yang percaya sama kita......percayalah rezeki itu akan terus mengalir seperti air tanpa henti, walau bakalan banyak rintangan...tapi akan berlalu begitu saja. Menyiapkan Tahta Kesuksesan yang sudah menanti untuk kita duduki.

3. Gengsi

Ini masalah yang dihadapi para sarjana kita, terbebani oleh embel kesarjanaan. Sehingga terkadang membuat beban di mata keluarga. Ini juga yang dihadapi ketika kita bekerja dibidang yang harusnya dikerjakan oleh tamatan SMP atau SMA. 

Sarjana kok kerja seperti itu. Terkadang dari pihak keluarga sendiripun yang membuat rasa beban itu semakin besar. Sebenarnya, peluang itulah yang dimiliki seorang sarjana lebih besar daripada seorang tamatan dibawahnya.

Ketika ada peluang lebih besar dimana ia bekerja, barangkali peluang akan didapatnya lebih dahulu, jika ia memiliki kemampuan dan atitude yang baik. 

Ada dua orang yang bekerja sebagai buruh kasar, satu tamatan sederajat satu lagi tamatan universitas. Mereka sama-sama bekerja sebagai buruh kasar. Hari, bulan dan tahun mereka jalani pekerjaan itu bersamaan. 

Dan ketika perusahaan membutuhkan posisi yang harus ditempati seorang sarjana. Pastilah perusahaan terlebih dahulu mempertimbangkan karyawan yang telah bekerja lama diperusahaan daripada mengambil sarjana dari luar yang belum tentu diketahui kemampuannya. 

Disinilah peluang seorang sarjana lebih besar daripada tamatan sederajat. Marilah berusaha untuk menghilangkan rasa gengsi selama yang dihasilkan halal. Bekerja keras dan mencari peluang yang lebih baik. Walaupun peluang tersebut bisa saja didapat oleh orang bodoh atau tidak memiliki gelar apapun. Peluang tetaplah peluang.

" Salam Sukses "

Posting Komentar untuk "Mengapa Sarjana Sulit Untuk Mendapatkan Pekerjaan?"