Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Dan Contoh Dari Etika

Pengertian Etika Dan Contoh Nya


Apa sih Etika???


Etika merupakan suatu ilmu yang mengajarkan tentang tingkah laku atau prilaku manusia (kesusilaan) dalam kehidupan terutama pergaulan dengan sesame manusia maupun hubungan dengan alam atau lingkungan sekitar, atas dasar prinsip tingkah laku atau prilaku yang benar. Bisa juga dikatakan etika adalah tanggung jawab moral setiap individu (orang) di masyarakat dan lingkungannya.

Sedangkan Pengertian Etika adalah suatu aturan (norma) yang dipakai dan dijadikan pedoman dalam berprilaku di masyarakat serta lingkungan bagi setiap individu (orang) yang terkait dengan sifat baik dan buruk.

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Etika sendiri dimulai bila manusia mampu merefleksikan unsur-unsur etis dalam mengemukakan pendapat dalam pemikiran yang dituangkan ke masyarakat (pergaulan). Karena terkadang pendapat seseorang tidak selalu sama dengan pendapat lainnya, karena semua memiliki kepentingan pribadi. Untuk itulah diperlukannya Etika untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan manusia.

Pada abad ke-7 Masehi, St. John of Damascus menempatkan Etika di dalam kajian Filsafat Praktis. (Pratical Philosophy).

Dalam pandangan agamapun Etika merupakan pondasi yang harus ditumbuh kembangkan dalam melaksanakan (menjalankan) agama tersebut. Etika dalam pandangan agama, merupakan tata karma (interkasi) hubungan kehidupan yang anggun dan indah.

Ini memberikan kita petunjuk bahwa etika merupakan hal kebajikan dan kebaikan yang layak untuk menjadi pedoman dalam berinterkasi di masyarakat maupun lingkungan.


Adapun ciri-ciri Etika itu, adalah sebagai berikut :


1. Etika tetap berlaku walau tidak ada orang lain yang melihat.


Etika tidak saja hanya memberlakukan prilaku dan kebijakan sendiri terhadap orang lain (masyarakat) serta lingkungan. Etika merupakan pedoman diri terhadap prilaku sendiri. Tidak harus menjaga prilaku ketika orang lain menyaksikan. Sehingga Etika itu menjaga prilaku diri ketika juga dalam keadaan sendiri.

2. Etika itu memiliki sifat mutlak (absolute)


Ketika manusia dilahirkan ke muka bumi dalam keadaan bersih dan murni. Beranjak besar seiring waktu, Etika mulailah diajarkan perlahan-lahan sesuai dengan kondisi usia dan lingkungannya. Etika harus diajarkan, karena dengan pengajaran etika si anak akan mulai menyadari siapa dirinya. Jadi Etika ini memiliki kondisi harus diajarkan serta memiliki sifat mutlak.

3. Etika memiliki hubungan dengan bathin (nurani)


Ketika bathin seseorang dalam kondisi labil (kalut), ini akan menyebabkan prilakunya akan bertentangan dengan hal baik dalam masyarakat. Ini disebabkab terapan ilmu etika tidak pernah menjadi pondasi dalam menghadapi ujian duniawi. Jadi etika bisa dikatakan merupakan obat penawar bathin dalam kondisi yang kurang baik.

4. Hubungan Etika dengan perbuatan dan prilaku


Kalau dilihat dalam kehidupan masyarkat, sering bisa dilihat seseorang yang perbuatan dan prilakunya selalu membuat resah dan keonaran. Ini disebabkan Etika yang harus menjadi terapan dalam kehidupannya tidak dijadikan pondasi dalam perbutan dan berprilaku dalam bermasyarakt. Jadi Etika ini ketika dijadikan pondasi dalam bathin, perbuatan dan tingkah laku akan membuat pribadi (individu) akan terhindar dari hal yang tidak benar. 


Etika memberikan standar atau penilaian terhadap prilaku dan perbuatan. Maka Etika bisa diklasifikasikan, sebagai berikut :


1. Etika Deskriptif

Etika yang menerangkan apa adanya, tanpa memberikan penilaian terhadap objek yang diamati.

2. Etika Normatif

Etika yang mengemukakan dan memberi penilaian mana yang baik dan buruk, termasuk apa yang sebaiknya dilakukan oleh manusia.

3. Etika Individual

Etika yang objeknya manusia sebagai individualis. Akan Berkaitan dengan makna dan tujuan hidup manusia itu sendiri.

4. Etika Sosial

Etika ini menelaah tingkah laku manusia sebagai makhluk sosial dan hubungan (interaksinya) dengan manusia lain. Baik lingkup terkecil, keluarga, hingga yang terbesar bernegara.


Dan Etika juga memiliki dua dalam segi pembahasannya :


- Etika Filosofis


Etika ini jika dikembangkan secara harfiah bisa berarti etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat. Kegiatan berfilsafat itu sendiri merupakan kegiatan berpikir oleh manusia. Berpikir ini merupakan sifat alamiah yang dimiliki manusia, karena memiliki anugerah akal dari Yang Maha Kuasa.

Dan Etika dalam berpikir memiliki dua sifat, yaitu :

 

1. Empiris


Cabang filsafat ini lebih mengetumakan pembahasan yang bersifat hukum. Hukum itu sendiri merupakan sesuatu yang konkret, yang mana harus pasti dalam segi pelaksanaannya.

2. Non Emprisi


Etika dalam segi Non Empiris lebih melakukan pembahasan yang lebih atau melampaui segi hukum. Contoh : Jika sesuatu pelaksanaan hukuman yang telah ditetapkan hukumnya. Lalu isi hukum itu masih bisa diperdebatkan selama Etika Hukum masih berada didalam koridor Etika Hukum.

- Etika Teologis


Secara umum Etika Teologis bisa didefenisikan sebagai pola etika yang bertitik tolak pada sumber kepercayaan. Contohnya, Agama Islam bertitik tolak kepada Tentang Allah (Tuhan). Yang memandang bahwa kesusilaan (sumber etika) merupakan atau berdasarkan kepercayaan terhadap Illahi.

Dengan Etika yang berasal dari Agama (Illahi) akan mencapai sudut pandang yang agak berbeda, yaitu mencari apa yang harus dilakukan manusia tentang hal yang baik dan buruk sesuai yang telah ditentukan oleh Tuhan.

Setiap agama sudah pasti memiliki Etika Teologis yang berbeda, berdasarkan atas ajaran dalam agama tersebut. Dalam hal ini antara agama yang satu dengan dengan agama yang lain memiliki perbedaan dalam menerapkan (merumuskan) Etika Teologisnya dalam kelompok agamanya.


- Etika Terapan


Etika Terapan merupakan suatu bidang keilmuwan. Dimana dalam etika terapan harus memiliki hubungan erat (saling bekerja sama) antara ilmu etika dengan ilmu-ilmu lainnya. Dan etika terapan ini harus memiliki hubungan erat kesuatu keilmuwan lain, tanpa itu etika terapan ini tidak bisa dijalankan dengan baik.

Terdapat empat unsur dalam menerapkan metode etika terapan ini, yaitu :


1. Sikap Awal


Dalam usaha membentuk suatu pandangan yang beralasan tentang masalah etis, selalu ada suatu sikap awal. sikap ini bisa menunjukkan pro atau kontra dan bisa juga netral.

2. Informasi


Pemikiran etis tergugah, unsur ini yang dibutuhkan adalah informasi. Hal ini diterapkan karena kebutuhan mendesak bagi masalah etis yang terkait dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan begitu akan memperoleh  informasi untuk mengetahui bagaimana keadaan obyektif itu.

3. Norma-norma Moral


Norma-norma moral itu sudah ada semenjak masyarkat membentuk suatu komunitasnya. Yang terkadang belum terbentuk dan diterapkan dalam bentuk baku atau peraturan yang telah ditetapkan. Tapi menjadi sumber norma dalam penerapan hukum dimasyarakat.

4. Logika


Dalam Etika Terapan ini, dimana penerapannya berdasarkan atas pikiran logis manusia. Yang akan merupakan tuntutan khusus bagi etika logis. Logika dapat menunjukkan kesalahan-kesalahan penalaran dan inkonsistensi yang barangkali terjadi dalam argumentasi.


Pengertian Etika Menurut beberapa Para Ahli :


1. Soergarda Poerbakawatja


Menurut Soergarda Poerbakawatja, pengertian etika merupakan suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu tindakan manusia. 

2. H. A. Mustafa


Menurut H. A. Mustafa, pengertian etika adalah suatu ilmu, dimana keilmuwan tersebut  menyelidiki terhadap suatu perilaku yang baik dan yang buruk dengan memperhatikan prilaku manusia berdasarkan atas etika berpikir manusia. 

3. W. J. S. Poerwadarminto


Menurut Poerwadarminto, arti etika adalah ilmu pengetahuan tentang suatu perilaku atau perbuatan manusia yang dilihat dari sisi baik dan buruknya yang sejauh mana dapat ditentukan oleh akal manusia. 

4. K. Bertens


Menurut K. Bertens,  etika itu adalah nilai dan norma moral yang berpedoman pada tingkah laku manusia, baik individual maupun kelompok manusia. Yang kesemuanya diatur masuk menjadi acuan dalam membuat aturan bagi semua kegiatan dan prilaku manusia, baik secra individual maupun kelompok. 

5. DR. James J. Spillane SJ


Etika dalam pandangan DR. James J. Spillane SJ, lebih mengarah kepada penggunaan akal budi dan objektivitas, untuk menentukan benar atau salah setiap tingkah laku (prilaku) seseorang terhadap orang lain.

Jadi Etika etika itu adalah sebuah keputusan yang diambil berdasarkan atas prilaku seseorang, yang keputusan itu berhubungan dengan moral. 

6. Drs. H. Burhanudin Salam


Menurut Drs. H. Burhanudin Salam, etika merupakan cabang ilmu filsafat yang membicarakan perihal suatu nilai-nilai serta norma yang dapat menentukan suatu perilaku manusia ke dalam kehidupannya.

Posting Komentar untuk "Pengertian Dan Contoh Dari Etika"