Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

18 Dokter Pejuang Kesehatan Telah Gugur Saat Melaksanakan Tugasnya

Dokter Gugur di saat bertugas (picture CNBC Indonesia)

Selamat jalan Para Pahlawan Medis, engkaulah pejuang bangsa dan negara saat ini. Tanpa lelah dan memikirkan diri, engkau telah berusaha berjuang menyelamatkan pasien yang terjangkit virus corona tanpa takut nyawa kalian korbankan untuk itu semua.

Saat ini telah 2000 orang lebih yang positif terjangkit virus narkoba di Indonesia. Masihkah kita semua mementingkan diri dan keegoisan pribadi dengan masih mesepelekan hal ini.





Memang urusan nyawa adalah urusan Tuhan, tapi Tuhan menyarankan kita untuk selalu berikhtiar, salah satunya menjaga kesehatan. Ikhtiar merupakan langkah pertama dalam mencegah penularan virus corona dengan tidak melakukan apapun yang mungkin saja bisa menyebabkan penularan virus antar manusia. Setelah itu berdo'a dan terkahir memasrahkan diri kepada Sang Ilahi.

Andaikan virus corona hewan yang tidak kasat mata atau bisa dilihat. Masihkah kita mau berada didekat orang yang terjangkit virus. Walaupun saat sedang melakukan ibadah?. Virus corona merupakan virus yang menyerang jaringan pernapasan atau paru-paru.



Jadi andaikan virus corona dapat dilihat dengan mata, pastilah setiap hembusan napas seseorang yang telah terserang virus corona, setiap hembusan napasnya akan terlihat keluar masuk virus corona yang dapat dilihat. Masihkah kita mau berada disebelahnya walau sedang mengadakan ibadah. Jika urusan mati kita anggap urusan Tuhan.

Jika mati memang urusan Tuhan, bolehlah saat menyebrang jalan atau sedang mengendarai saat akan berbelok. Tidaklah perlu melihat kanan kiri, apakah ada kendaraan yang lewat atau tidak. Nyebrang saja, kalau Tuhan memberi selamat...pastilah selamat atau malah ketabrak. Begitu juga ketika mengendarai kendaraan, langsung saja belok tanpa perlu melihat spion karena urusan tabrakan dan mati adalah urusan Tuhan.





Sebagai masyarakat, kita masih bisa menghindar dari dan berusaha mencegah tertular dari virus corona. Tapi tidak dengan para medis, Dokter dan Perawat. Mereka tidak bisa menghindar, malah mereka menyambut virus corona tersebut.

Kalau mati urusan Tuhan, apalah guna APD [alat pelindung diri]. Lebih baik tidak perlu digunakan. Kan bakalan tertular dan kemungkinan mati [meninggal] juga kalau Tuhan sudah menentukan. Tapi manusia seperti kita ini di perintahkan untuk berikhtiar dulu, barulah beribadah [berdo'a] dengan keyakinan masing-masing setelah pasrah terhadap kehendak Tuhan.

Memang saat ini semua menjadi sulit, kebutuhan sehari-hari harus dipenuhi dengan sejalan selalu menjaga kesehatan. Tapi bukan hanya diri kita saja yang mengalami ini semua. Saat ini seluruh manusia yang ada dibumi juga merasakan hal yang sama.

Seperti saat perang melawan penjajah di Indonesia. Saat itu semua serba sulit, bisa makan saja dengan alar kadarnya sudah merupakan anugrah. Tapi saat itu kita masih bisa membantu para pejuang dengan memberi mereka bantuan dan makanan. Padahal untuk memenuhi makanan untuk keluarga saja sangat susah.

Tapi karena merasa satu penderitaan, hal tersebut tidak jadi masalah. Saat itu, masyarakat sangat menghargai para pejuang kemerdekaan. Apalah salahnya saat ini kita juga menghargai para pahlawan medis yang tengah berjuang membela kesehatan orang lain. Dengan cara menjaga kesehatan diri kita masing-masing dengan segala cara dan akal sehat.

Telah gugur 18 Dokter samapai saat ini yang telah berjuang di medan perang melawan virus corona. Yang mungkin saja bisa bertambah dikemudian hari beserta para medis lainnya.

Mereka tidak bisa berkumpul dengan keluarga yang dirindukan, sementara kita masih bisa berkumpul walau dalam kekurangan. 

Para Dokter dan Perawat bukan tidak bisa pulang, tapi mereka khawatir terjangkit virus corona dan bisa saja menularkan pada keluarganya. Bahkan ada beberapa petugas medis ketika hendak pulang, masyarakat sekitar kediamannya tidak mau menerima kedatangan mereka, walau mereka sendiri belum tentu tertular virus corona.





Bahkan ada berita di daerah Sumatera Barat. Yang jatuh terkapar saat atau sudah menyelesaikan ibadah. Tapi tak satupun para jamaah yang mau membantu menolong, hanya menunggu petugas medis datang. Padahal urusan mati itu urusan Tuhan.

Saat ini ketika ada orang yang tiba-tiba jatuh atau pingsan, tidak akan ada satupun orang yang langsung membantu atau menolong. Padahal bisa saja orang tersebut kelelahan atau sakit biasa. Bisa saja juga terkena serangan jantung, darah tinggi atau hanya pingsan oleh sebab lain.

Padahal bisa saja kita yang berada di sekitarnya langsung menolong untuk memberi pertolongan pertama. Tapi saat ini tidak, kita langsung mengecap bahwa orang tersebut terserang corona. Padahal kalau mati urusan Tuhan dan kita yakin akan hal itu. Tapi sekarang bukan langsung menolong, hanya melihat sambil menunggu petugas medis datang. Padahal kalau menolong sudah jelas akan mendapat pahala yang besar dari Tuhan.

Jadi marilah kita berjuang bersama dengan para medis dengan malakukan cara agar penularan virus corona ini tidak semakin menyebar luas. Sayangilah keluarga kita. Setidaknya anak-anak yang bisa saja terjangkit, tapi kita bisa dekat bersamanya karena harus menjalani isolasi.




Posting Komentar untuk "18 Dokter Pejuang Kesehatan Telah Gugur Saat Melaksanakan Tugasnya"