Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Suku Betawi



Suku Bangsa Betawi Nama Bahasa Daerah Nama Rumah Adat Nama Tarian Daerah Nama Pakaian Daerah

Siapa yang tak kenal Betawi. Apalagi jika melihat Alm. Benyamin.S, seorang artis film dan penyanyi yang sangat terkenal diera tahun nenek dan kakek saya. Tapi sayang Suku Betawi yang menjadi penduduk asli Jakarta mulai tersingkirkan. Kita hanya bisa menyaksikan Budaya Betawi, tapi untuk orang Suku Betawi sendiri sekarang keberadaannya mulai hilang.

Suku Betawi sekarang bukan lagi merupakan Suku Mayoritas di Jakarta, padahal dulu Suku ini merupakan penduduk asli yang menempati Jakarta. Memang masih ada Seni-seni Betawi yang ditampilkan di berbagi tempat. Tapi belum tentu yang memainkannya adalah suku asli Betawi itu sendiri.

Seni Tradisional Betawi

Seni tradisional sendiri merupakan seni dimana masyarkat tersebut tinggal dan berasal, yang merupakan identitas suatu kelompok masyarakat. Bagitu juga dengan Suku Betawi yang memiliki sendiri tarian tradisional mereka. Seni tradisional ini sangat penting untuk tetap menunjukkan kepada khalayak ramai ekstensi mereka tetap ada disuatu daerah.



Banyak aneka ragam dari seni tradisional Betawi ini, yang menunujukkan bahwa mereka adalah suku/masyarakat yang kaya dengan seni budaya yang bisa menjadi petunjuk asal-usuk mereka di penjuru Nusantara atau Indonesia.

Pada masa kolonial Belanda, Jakarta dulu dikenal dengan nama Batavia yang merupakan asal-usul suku Betawi berasal. Kalau dilihat sejarah perjalanan Ibu kota Jakarta sangatlah panjang. Berawal dari Pelabuhan yang sangat ramai dan terkenal dalam perdagangan yaitu Sunda Kelapa.

Dan pada abad 16 saat VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie atau Persekutuan Dagang Hindia Timur) menduduki Batavia pada tahun 1619, Sunda Kelapa berganti nama dengan Batavia.

Ketika Jepang berhasil merebut Batavia dari Belanda, Jepang sebagai penguasa baru saat itu mengganti nama Batavia menjadi Jakarta. Sejak itu kota Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan nama ini terus digunakan ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945 dan sampai sekarang. 

Kebudayaan Betawi begitu banyak dan sangat beraneka ragam, sangat asyik untuk disaksikan jika ada pegelaran budaya Betawi yang bisa kita saksikan. 

Terbentuknya budaya Betawi sendiri tidak hanya terlepas dari internal suku Betawi itu sendiri. Tapi juga banyak dipengaruhi budaya eksternal dari berbagai etnis sehingga menambah kasanah dari seni Betawi itu sendiri.



Umpamanya seni tari Betawi, seni yang dihasilkan oleh interaksi berbagai kebudayaan yang ada di Nusnatara ini. Memang tidak bisa dipungkiri, Indonesia merupakan Negara yang memiliki 1000.001 budaya.



Dimana satu budaya dengan budaya yang lain memiliki hubungan struktural yang tidak bisa dipungkuri.


Tapi walaupun setiap budaya memiliki hubungan struktural dengan budaya lain. Budaya internal suku tetap merupakan pengaruh besar terhadap munculnya budaya tersebut.

Budaya internal ini lebih menonjolkan tentang kehidupan masyarakatnya, sedangkan budaya eksternal hanya untuk menambah nuansa hubungan antar suku di Indonesia.

Pada zaman penjajahan kolonial, kota Betawi yang dulu dikenal Batavia merupakan kota yang banyak dikunjungi karena saat itu Batavia termasuk daerah yang merupakan pusat perdagangan antara daerah, maupun Negara lain.

Banyak orang luar seperti Portugis, Arab, India, Cina dan lainnya. Tertarik untuk masuk ke Batavia sekedar untuk berdagang. Pada saat itu ketika orang luar masuk ke Batavia, mereka membutuhkan waktu menetap cukup lama, untuk memperkenalkan dagangan mereka.

Tidak seperti sekarang tidak perlu waktu lama untuk memperkenalkan suatu dagangan ke pada masyarkat.

Dengan menetap cukup lama inilah terjadi hubungan cultural antara suku Betawi dengan budaya pendatang. Sehingga mampu membentuk budaya campuran dari berbagai budaya lain.

Sehingga budaya Betawi tidak terlepas dari aspek pengaruh budaya lain (luar). Tapi ini malah mampu menambah aspek cultural yang cukup baik bagi perkembangan budaya Betawi.

Timbulnya suatu budaya daerah pada zaman dulu,sebenarnya menunjukkan hubungan (ekspresi) antara manusia dan alam. Hubungan ini bisa sebagai alat komunikasi yang tidak diucapkan tapi ditunjukkan dengan gerakkan suatu tarian daerah.

Seperti tari Topeng Tunggal Betawi, gerakkan pada tarian ini menggambarkan hubungan ritual antara alam dan hubungan antar manusia.

Gerakan pada tarian ini sangat menggambarkan filosofi yang sangat tinggi dan setiap gerakkan memiliki makna-makna dan kandungan unsur yang menyampaikan hubungan antar manusia dan alam.

Tapi saat perkembangan zaman mulai maju. Pegeseran budaya lama (tradisional) mulai tergeserkan dengan budaya-budaya modern yang banyak digandrungi oleh generasi muda milineal.

Banyak budaya tradisional mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Jika masih adapun, itu hanya dilakukan segelintir kelompok atau etnis tertentu. Itupun berjalan dengan mati segan hidupun segan.

Masyarakat sekarang lebih menggemari budaya modern yang tidak memiliki unsur penyampaian dalam budaya modern tersebut. Tapi hanya mampu sekedar sebagai hiburan semata, tanpa sedikitpun ada unsur pembelajaran dalam budaya modern tersebut.

Malah sekarang budaya Tradisional sekarang mulai berubah, yang dulunya terbentuk karena unsur struktural dimasyarakat. Sekarang mulai dirubah atau dimodifikasi menjadi lebih modern.

Tapi hanya sekedar untuk hiburan semata, tanpa ada unsur makna dan kandungan pembelajaran terhadap masyarakat.

Jadi generasi muda sekarang mengenal tarian daerah yang dimodrenkan hanya sekedar hiburan. Tanpa mengetahui itu tarian apa dan tarian dari mana. Yang penting ditonton dan asyik.

Tarian daerah yang dahulu dipertunjukkan dan ditontokan untuk menunjukkan makna simbolik suatu daerah yang disampaikan melalui sebuah tarian, sekarang hanya sekedar seremonial belaka.

Berdasarkan sejarah, dahulu tari tradisional Betawi berkembang dan bervariasi dalam bentuk berbeda antara satu dengan lainnya, berdasarkan daerah dan pengaruh luar terhadap kelompok atau daerah tertentu suku Betawi.

Sehingga menimbulkan budaya berbeda dalam perkembangannya, sesuai dengan kultur daerah masing-masing. Tapi perbedaan itu bukan menggambarkan perbedaan secara ideology maupun kelompok.

Tapi lebih menggambarkan beraneka ragaman budaya demi persatuan dan kesatuan. Makanya antara budaya satu dengan budaya Betawi yang lain, terkadang ada kemiripan baik dari segi tarian maupun budaya lainnya.

Budaya tari Betawi yang berkembang pada saat itu (zaman kolonial) adalah tari Cokek, tari Topeng, tari Blenggo, tari Sambrah, tari Pencak Silat, tari Uncul, tari Zaplin dan masih banyak lagi.

Dengan perkembangan zaman pada saat ini, tarian tradisional Betawi tersebut mulai ditinggalkan oleh generasi sekarang. Yang lebih menyukai tarian modern tanpa konsep dan makna yang terkandung didalamnya.

Bagi generasi sekarang budaya yang menarik itu adalah budaya yang enak untuk dilihat saja. Tidak ada urusan dengan unsur-unsur apa yang akan disampaikan dalam budaya modern tersebut.

Sedihnya lagi demi untuk mempertahankan budaya Tradisional, budaya Tradisional untuk dikembangkan dengan cara dikaloborasikan secara modern.

Memang baik untuk mempertahankan budaya dengan cara tersebut dengan maksud untuk tetap eksis dan dikenal. Tapi sayangnya seperti yang ditulis diatas. Makna dan unsur apa yang terkandung didalamnya lambat laun mulai disisihkan.

Posting Komentar untuk "Sejarah Suku Betawi"